Kemerdekaan yang diraih oleh
putra-putra terbaik bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 tidak semudah
yang dibayangkan anak muda yang terlahir setelah tahun 1960an .
Nampaknya mudah ,namun cucuran keringat bahkan darah mereka rela untuk berkorban demi satu kata ” Indonesia Merdeka ” .
Perjalanan panjang sejarah ini telah banyak dilupakan anak-anak masa
angkatan reformasi – bahkan semangatnya untuk membela tanah air diukur
oleh materi apa yang mereka dapatkan .
Sepakbola yang didirikan oleh Ir Suratin
di Solo ,seharusnya menjadi peletak dasar sepakbola sebagi Bahasa
persatuan dan persaudaraan .
Apa yang terjadi saat ini setelah lebih 70 tahun PSSI berdiri ?
Tidak ada pemikiran dari para stakeholder sepakbola berfikir untuk mengibarkan kejayaan Merah Putih lebih tinggi .
Club atau Sekolah sekolah sepakbola di Indonesia tidak memiliki
“mindstream ” yang sama melihat kondisi sepakbola tanah air yang sangat
memprihatikan .
” Semangat 45 , Ayo menuju Piala Dunia
U17 ” sekarang realitis saja kita harus segera bangun timnasional dari
anak-anak muda yang masih memiliki energy dan semangat juang Tinggi dan
belum terkontaminasi pemikiran material untuk di jadikan pilar-pilar
kedepan sepakbola Indonesia .
Momentum ” Indonesia Merdeka ” ke 64
harus dilihat lebih realitis . Gapai dulu kejayaan pasukan Garuda –
Garuda muda untuk dapat meraih posisi terbaik di Asia dengan target
meloloskan tim Timnas Indonesia ke Piala Dunia U17.
Dari pengalaman lebih dari 14 tahun
melihat pemain-pemain muda cepat untuk dilakukan pembinaan mereka masih
memiliki idealisme tinggi , dedikasi dan semangat juang .
Bila kita mampu lolos dan berlaga di World Cup U17 adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini .
Piala Dunia U17 adalah sebuah ajang akbar yang sangat mendapatkan
perhatian dunia kenapa kita tidak jadikan target yang lebih realitis
kawan.
” Goes To World Cup U17 “
H.Taufik Jursal Effendi.BSc